BUDAYA POSITIF
MENANAMKAN
BUDAYA POSITIF PADA SISWA
A. Latar Belakang
Budaya positif menjadi filter bagi
anak-anak dalam menghadapi zaman modern seperti sekarang dan semua serba
digital. Menerapkan budaya positif untuk anak usia SMP berbeda dengan anak usia
di atasnya, karena anak usia SMP adalah usia peralihan dari anak-anak ke usia
remaja atau biasa dikenal dengan istilah usia labil, anak usia ini akan rentang
akan pengaruh-pengaruh luar yang bisa dengan mudah mereka adopsi karena
memiliki rasa penasaran dan sudah memasuki masa puberitas. Untuk itu penerapan
budaya positif pada anak usia remaja dilakukan melalui pendekatan dan
pembiasaan sehari-hari secara disiplin.
Disiplin
diartikan sebagai kegiatan yang dilakukan seseorang sesuai dengan aturan yang
ada. Jika disiplin diartikan demikian maka apabila tidak ada aturan maka
seseorang akan sembarangan dalam bertindak dan berprilaku. Padahal sejatinya
makna dari disiplin itu bukan pada taatnya seseorang dengan sebuah aturan,
melainkan seseorang dikatkan disiplin apabila ia mempercayai nilai kebijakan
universal yang ada. Sebagai contoh saat waktu istirahat selesai apabila siswa
paham akan makna disiplin maka ia akan menghargai waktu dan segera masuk ke
kelas untuk melanjutkan belajar. Sebaliknya apabila siswa tidak mempercayai
nilai kebijakan universal maka ia akan masuk kelas dengan terpaksa karena takut
dapat tegur guru piket dan guru yang mengajar di kelas.
B.
Tujuan
Budaya
positif yang akan saya kembangkan di kelas saya bertujuan :
1.
Membentuk budaya
disiplin positif
2.
Melatih
tanggung jawab dan kedisiplinan peserta didik di lingkungan kelas dan sekolah.
3.
Menumbuhkan empati
pada orang lain.
4. Menjadikan suasana
belajar yang menyenangkan, nyaman, dan bersih.
C.Tolak
Ukur Keberhasilan
1.
Peserta didik mampu menyelesaikan masalah yang dihadapi
dalam proses pembelajaran. Peserta didik berani bertanya jika kurang paham
dengan materi pembelajaran, mampu menemukan jawaban dari pertanyaan yang
diajukan guru, memiliki rasa percaya diri untuk menunjukkan hasil karyanya.
2.
Peserta didik mampu
menunjukkan disiplin positif di kelas seperti memakai masker, cuci tangan,
berbaris, menjaga kebersihan kelas, dll
3.
Peserta didik dapat
menunjukkan jiwa atau karakter tanggung jawab dengan apa yang dilakukannya
4.
Peserta didik dapat
menunjukkan karakter empati dan kasih sayang pada orang lain
D.
Linimasa Tindakan
1.
Meminta
ijin dan berkoordinasi dengan Kepala Sekolah untuk melaksanakan aksi nyata.
2.
Membuat
rencana tindakan pengembangan pembelajaran yang menyenangkan dan berpusat pada
anak.
3.
Mendiskusikan atau
mensosialisasikan dengan teman sejawat
4.
Membuat
keyakinan kelas sebagai dasar budaya positif yang akan selalu diyakini setiap
peserta didik.
5.
Melakukan refleksi
dan evaluasi tindakan
6.
Mendokumentasikan
kegiatan
E. Dukungan yang Dibutuhkan
1. Kepala sekolah dan
teman sejawat melalui konsultasi dan umpan balik
2. Anak didik yang
mendukung dalam membuat keyakinan kelas
3. Orang tua murid
yang berperan sebagai tangan panjang guru dalam melanjutkan tindakan budaya
positif dari kelas ke rumah
4. Sarana dan prasarana sekolah yang memadai.
1.
E. Tantangan yang Ditemukan
Masih ditemukan
peserta didik yang belum paham tentang keyakinan kelas sehingga dalam kegiatan
pembelajaran memerlukan bimbingan khusus dari guru.
E. Dokumentasi
Berkoordinasi
dengan kepala sekolah untuk melakukan aksi nyata
Membuat keyakinan kelas